Selamat Datang - Wel Come

Selamat anda mengunjungi Situs dan menyimak artikel perunggasan dari sumber yang mumpuni.

Minggu, 25 Juli 2010

Khabar Aktual Dua Mingguan ke 14

Khabar Aktual Dua Mingguan ke 14
ayam09-ayam2009.blogspot.com. Khabar aktual Kawasan Jabodetabek
Periode: 11 Juli s/d 24 Juli  2010


Khabar komoditi  DOC Broiler:
1. Harga DOC Broiler kwalitas "super", naik terus pada kisaran Rp. 5.000,- s/d Rp 5.500,-/ekor.

2. Barang sangat-sangat langka alias susah didapat di pasaran. Baik DOC kualitas Super, BM atau Polos


Khabar komoditi daging Broiler hidup:
1. Harga ayam broiler di tingkat peternak non kemitraan naik, antara Rp. 23.500.- s/d Rp. 24.500,- dan permintaan cukup ramai.

2. Kalau di pasar tradisionil, tentu harga daging ayam lebih tinggi demikian pula permintaannya cenderung naik. Daging ayam Dress Rp. 31.000,- s/d Rp. 33.500,-/kg.


Analisa aktual dari lapangan:
1. Harga DOC Broiler akan naik dan semakin langka hal ini di sebabkan selain  seperti yang sudah diutarakan sebelumnya, yakni produksi dari GPS rendah dan ternyata pada tingkat PS selain produksinya turun, terlambat berproduksi juga jumlah HE yang berwarna putih naik hingga 4,5 - 5.0%. Dimana HE berkerabang putih tersebut lebih tipis kulitnya dari pada yang normal, sehingga daya tetasnya-pun rendah. Ya beginilah hasilnya jika para pembibit 100 % mengandalkan bibit ayam dari luar negeri, jaminan kwalitas dan kontinuitas produk yang dihasilkan tidak dijamin. Tidak mau berdikari sih!

2. Harga DOC Boiler "Super" lebih dari Rp. 5.500/ekor dan nampak tidak bisa direm...oleh himbauan oleh siapapun.

3. Peternak dengan sistem Kemitraan,  relatif stabil dapat pasokkan DOC Broiler dari Breeding. Dan otomatis Kemitraan Broiler cap BODONG lah yang diutamakan, karena masih bau pembibitan.
Kalau toh peternak kecil mau ikutan sistem Kemitraan, maka persyaratannyapun semakin ketat dan peralatan kandang haruslah standar breeding (seperti pemakaian pemanas gasolex, water drinker yang semi otomatis). Jadi mana mampu peternak kecil keluar biaya yang lebih besar lagi.

4. Peternak Broiler skala usaha Kecil, menjerit susah mendapatkan DOC, meskipun uang sekarung udah dibawa-bawa ke kantornya si pembibit.
Kalau toh dapat sudah dari tanggan ke dua atau ke tiga. Dengan kualitas DOC yang tidak dijamin.

5. Produksi DOC, di luar Jawa baik produksi maupun kwalitasnya menurun. Hal ini terkait penerarapan manajemen maupun tindakan efisiensi dari perusahaan yang tidak cocok bagi kultur Indonesia. Artinya jika manajemen barang hidup seperti perunggasan ini memakai cara manajemen Amrik yang selalu mengutamakan efisiensi terutama pada masalah hajat hidup karyawan, ya... akibatnya pada produksi dan kualitasnya.

6. Pengalaman di lapangan dari yang sudah-sudah di situasi perunggasan begini, banyak orang Kreatif bermunculan. Seperti sistim trading, nyimpen daging di cold storage buat dilepas menjelang hari Lebaran.
Dan sipembibit berkreatif dan berprinsip ada duit ada barang alias transaksi harus kontan didepan dan muka baru nggak dilayani meski bawa duit berkarung-karung.

7. Harusnya peternak kecil juga kreatif, contohnya alih profesi; dari sehari-harinya beternak jadilah pedagang ayam potong broiler dan beli ayamnya dari "kemitraan"  Apa yang bakal terjadi??  Banyak analisa yang bakal muncul dan tergantung "sudut" mana kita memandang



Khabar komoditi DOC petelor coklat dan DOC pejantan:
1. Harga DOC petelor coklat, pelan tapi pasti mengalami kenaikkan harga Rp. 4.000,-/ekor s/d
Rp. 4.200/ekor. Permintaan mulai ada peningkatan dan cenderung ramai.

2. harga DOC pejantan cenderung naik di Rp. 2.800,- s/d  Rp. 3.250,-/ekor, dan barangnya ikut-ikutan langka.


Khabar komoditi telor coklat:
1. Harga telor coklat ditingkat peternak, sedikit naik dari Rp. 14.500,-/kg. s/d Rp. 15.000,-/kg. Cenderung merangkak naik. Dan dipasar tradisional naik di angka Rp. 16.000 s/d Rp. 16.500,-/kg

2.Kondisi harga di atas, nampaknya akan bergerak naik. Apa lagi menjelang bulan Puasa dan masuk Hari  H Lebaran.

3. Kondisi harga telor sudah lebih tinggi dari BEP.

4. Harga daging dari ayam pejantan, juga mengalami kenaikkan tajam, meski harganya lebih rendah dari harga daging ayam broiler, serta barang langka.

Analisa aktual dari lapangan;
1. Kasus-kasus penyakit dilapangan masih seperti yang terdahulu. Kecenderungan labil, akibat perubahan cuaca yang nggak menentu (hujan dan panas terik yang bergantian).

2. Kenaikkan biaya operasional seperti: kelengkapan surat Kendaraan naik,  Tarif Dasar Listrik 12%-18%, dan terakhir tarif  TOL naik terutama di Tol Padalarang dan Bandara Cengkareng, meskipun naik Rp. 500,- sudah terlihat dampaknya.

3. Kenaikkan harga pakan sudah didepan mata: yaitu dengan adanya indikator  pembukaan kran import Jagung pipilan sebanyak 800.000 ton, dan hasil tangkapan ikan oleh Nelayan cenderung  rendah,  karena para Nelayan takut akan gelombang laut yang tinggi, sehingga pasokkan tepung ikan lokal pun mengalami penurunan.

4. Adanya pameran Perunggasan di Jakarta baru-baru ini, nampaknya pakar tidak bisa ambil peranan secara makro dan segera.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar