Selamat Datang - Wel Come

Selamat anda mengunjungi Situs dan menyimak artikel perunggasan dari sumber yang mumpuni.

Senin, 30 Agustus 2010

Khabar Aktual Dua Mingguan ke 16

Khabar Aktual Dua Mingguan ke 16
ayam09-ayam2009.blogspot.com. Khabar aktual Kawasan Jabodetabek
Periode: 08 Agustus s/d 21 Agustus  2010


Khabar komoditi  DOC Broiler:
1. Harga DOC Broiler kwalitas "super", naik terus pada kisaran Rp. 5.000,- s/d Rp 6.000,-/ekor.
Cenderung tak terkendali.

2. Barang sangat-sangat langka alias susah didapat di pasaran. Baik DOC kualitas Super, BM atau Polos.


3. Hal tersebut dilakukan peternak, agar panenan daging ayamnya jatuh pada saat menjelang Lebaran.

Khabar komoditi daging Broiler hidup:
1. Harga ayam broiler di tingkat peternak non kemitraan naik, antara Rp. 24.500.- s/d Rp. 25.500,- dan permintaan cukup ramai.

2. Kalau di pasar tradisionil, tentu harga daging ayam lebih tinggi demikian pula permintaannya cenderung naik. Daging ayam Dress Rp. 34.000,- s/d Rp. 35.000,-/kg.
Pedagang cenderung ambil untung sebanyak-banyaknya, dikala munggah dan menjelang Lebaran.



Analisa aktual dari lapangan:
1. Harga DOC Broiler akan naik dan semakin langka hal ini di sebabkan selain  seperti yang sudah diutarakan sebelumnya, yakni produksi dari GPS rendah dan ternyata pada tingkat PS selain produksinya turun, terlambat berproduksi juga jumlah HE yang berwarna putih naik hingga 4,5 - 5.0%. Dan dampak dari beberapa Breeding farm yang mengalami musibah penyakit AI, di daerah Sukabumi.

2. Harga DOC Boiler "Super" tembus di angka Rp. 6.000/ekor dan nampak tidak bisa direm...oleh himbauan oleh siapapun dan semakin tak terkendali alias liar.

3. Peternak dengan sistem Kemitraan tertentu,  relatif stabil dapat pasokkan DOC Broiler dari Breeding. Dan otomatis Kemitraan Broiler cap BODONG lah yang diutamakan, karena masih bau pembibitan.
Kalau toh peternak kecil mau ikutan sistem Kemitraan, maka persyaratannyapun semakin ketat dan peralatan kandang haruslah standar breeding (seperti pemakaian pemanas gasolex, water drinker yang semi otomatis). Jadi mana mampu peternak kecil keluar biaya yang lebih besar lagi.
Sedangkan kemitraan yang rewel dan tidak mencapai standar yang diinginkan oleh rekanan akan sulit mendapat pasokkan DOC.

4. Peternak Broiler skala usaha Kecil, menjerit susah mendapatkan DOC, meskipun uang sekarung udah dibawa-bawa ke kantornya si pembibit. Ini dijumpai oleh penulis bahwa peternak yang bersifat "kelompok" dari Subang mencari DOC broiler hingga ke Bogor pulang dengan tangan hampa. Apalagi peternak musiman baik dari sekitar Bogor atau Tangerang, semua tidak mendapatkan DOC.

5. Produksi DOC, di luar Jawa masih pada kondisi sebelumnya. baik produksi maupun kwalitasnya menurun.

6. Pengalaman di lapangan dari yang sudah-sudah di situasi perunggasan begini, banyak orang Kreatif bermunculan. Seperti sistim trading, nyimpen daging di cold storage buat dilepas menjelang hari Lebaran.
Dan sipembibit berkreatif dan berprinsip ada duit ada barang alias transaksi harus kontan didepan dan muka baru nggak dilayani meski bawa duit berkarung-karung.

7. Harusnya peternak kecil juga kreatif, contohnya alih profesi; dari sehari-harinya beternak jadilah pedagang ayam potong broiler dan beli ayamnya dari "kemitraan"  Apa yang bakal terjadi?? 



Khabar komoditi DOC petelor coklat dan DOC pejantan:
1. Harga DOC petelor coklat, pelan tapi pasti mengalami kenaikkan harga Rp. 3.000,-/ekor s/d
Rp. 4.000/ekor. Permintaan sedikit menurun. Biasa peternak agak tidak mau repot pelihara ayam disaat menjelang Lebaran, banyak gangguannya...

2. Harga DOC pejantan cenderung naik di Rp. 2.800,- s/d  Rp. 3.000,-/ekor, dan barangnya ikut-ikutan langka. Pedangagan DOC pejantan dari daerah Tasik dan sekitar berani ambil sendiri ke Bogor atau ke Sukabumi, mungkin sangking takutnya tidak mendapatkan DOC (hal yang tak lazim, bukan..).


3. Sayangnya harga pakan pejantan hingga ke tangan peternak mulai tinggi, bayangkan per kilo gram mencapai Rp. 5.100/kg.


Khabar komoditi telor coklat:
1. Harga telor coklat ditingkat peternak, sedikit naik dari Rp. 12.500,-/kg. s/d Rp. 13.000,-/kg. Cenderung merangkak naik. Dan dipasar tradisional naik di angka Rp. 15.000 s/d Rp. 15.500,-/kg

2.Kondisi harga di atas, nampak sedikit turun harganya. Mengapa bisa terjadi?

Sudah menjadi pendapat umum, bahwa adanya penggelontoran telor-telor Tetas yang tidak di masukkan ke dalam proses penetasan pada minggu-minggu terakhir ini. Ke pasar-pasar tradional atawa langsung ke pabrik Kue. Oleh..?   siapa lagi kalau bukan kelakuan Pembibit, baik itu jenis Telor Tetas Layer.
Hal tersebut dia tas dilakukan oleh Pembibit karena pada saat Jatuh Hari Lebaran mereka tidak panen DOC. 


3. Kondisi harga telor sudah lebih tinggi dari BEP.

4. Harga daging dari ayam pejantan, juga mengalami kenaikkan tajam, meski harganya lebih rendah dari harga daging ayam broiler, serta barang langka di kandang diharga Rp. 23.000,-/8 onz.

Analisa aktual dari lapangan;
1. Kenaikkan harga pakan sudah didepan mata: yaitu dengan adanya indikator  pembukaan kran import Jagung pipilan sebanyak 800.000 ton, dan hasil tangkapan ikan oleh Nelayan cenderung  rendah,  karena para Nelayan takut akan gelombang laut yang tinggi, sehingga pasokkan tepung ikan lokal pun mengalami penurunan.

2. Terjadinya musibah banjir di Negara China, Pakistan, merusak tanaman jagung.
Serta terjadinya gelombang hawa panas di Russia, merusak dan menurunkan hasil panenan Gandum.

3. Terjadinya pencemaran kilang Minyak lepas pantai di teluk Mexico dan sekitarnya, mempengaruhi hasil tangkapan ikan laut, atau bahkan  pencemaran tersebut mengakibatkan banyak biota dan ikan-ikan mati.

4. Hal tersebut dia atas, dipastikan memberi dampak pada harga pakan dan kualitasnya di kemudian hari.
Yang jelas suplay bahan jagung , gandum, tepung ikan yang menipis stocknya lagi pula diperebutkan oleh beberapa negara industri poultry seperti China, Thailand, Malaysia.

5. Indonesia sendiri dalam hal penyediaan bahan baku untuk pakan ternak poultry dan hewan yang lain, sangatlah memungkinkan apalagi kelebihannya bisa di eksport. Tapi sayangnya Instansi terkait seperti Kementerian Kelautan, Menteri Pertanian dan Peternakan "Hal Kebijakkannya" jalan sendiri-sendiri adanya.
Yang senang ya.... Pengusaha eksport dan import bahan baku pakan...!!

Kamis, 05 Agustus 2010

Khabar Aktual Dua Mingguan ke 15

Khabar Aktual Dua Mingguan ke 15
ayam09-ayam2009.blogspot.com. Khabar aktual Kawasan Jabodetabek
Periode: 25 Juli s/d 07 Agustus  2010


Khabar komoditi  DOC Broiler:
1. Harga DOC Broiler kwalitas "super", naik terus pada kisaran Rp. 5.000,- s/d Rp 6.000,-/ekor.

2. Barang sangat-sangat langka alias susah didapat di pasaran. Baik DOC kualitas Super, BM atau Polos


Khabar komoditi daging Broiler hidup:
1. Harga ayam broiler di tingkat peternak non kemitraan naik, antara Rp. 24.500.- s/d Rp. 25.500,- dan permintaan cukup ramai.

2. Kalau di pasar tradisionil, tentu harga daging ayam lebih tinggi demikian pula permintaannya cenderung naik. Daging ayam Dress Rp. 34.000,- s/d Rp. 35.000,-/kg.


Analisa aktual dari lapangan:
1. Harga DOC Broiler akan naik dan semakin langka hal ini di sebabkan selain  seperti yang sudah diutarakan sebelumnya, yakni produksi dari GPS rendah dan ternyata pada tingkat PS selain produksinya turun, terlambat berproduksi juga jumlah HE yang berwarna putih naik hingga 4,5 - 5.0%. Dan dampak dari beberapa Breeding farm yang mengalami musibah penyakit AI, di daerah Sukabumi.

2. Harga DOC Boiler "Super" tembus di angka Rp. 6.000/ekor dan nampak tidak bisa direm...oleh himbauan oleh siapapun dan semakin tak terkendali alias liar.

3. Peternak dengan sistem Kemitraan tertentu,  relatif stabil dapat pasokkan DOC Broiler dari Breeding. Dan otomatis Kemitraan Broiler cap BODONG lah yang diutamakan, karena masih bau pembibitan.
Kalau toh peternak kecil mau ikutan sistem Kemitraan, maka persyaratannyapun semakin ketat dan peralatan kandang haruslah standar breeding (seperti pemakaian pemanas gasolex, water drinker yang semi otomatis). Jadi mana mampu peternak kecil keluar biaya yang lebih besar lagi.
Sedangkan kemitraan yang rewel dan tidak mencapai standar yang diinginkan oleh rekanan akan sulit mendapat pasokkan DOC.

4. Peternak Broiler skala usaha Kecil, menjerit susah mendapatkan DOC, meskipun uang sekarung udah dibawa-bawa ke kantornya si pembibit. Ini dijumpai oleh penulis bahwa peternak yang bersifat "kelompok" dari Subang mencari DOC broiler hingga ke Bogor pulang dengan tangan hampa. Apalagi peternak musiman baik dari sekitar Bogor atau Tangerang, semua tidak mendapatkan DOC.

5. Produksi DOC, di luar Jawa masih pada kondisi sebelumnya. baik produksi maupun kwalitasnya menurun.

6. Pengalaman di lapangan dari yang sudah-sudah di situasi perunggasan begini, banyak orang Kreatif bermunculan. Seperti sistim trading, nyimpen daging di cold storage buat dilepas menjelang hari Lebaran.
Dan sipembibit berkreatif dan berprinsip ada duit ada barang alias transaksi harus kontan didepan dan muka baru nggak dilayani meski bawa duit berkarung-karung.

7. Harusnya peternak kecil juga kreatif, contohnya alih profesi; dari sehari-harinya beternak jadilah pedagang ayam potong broiler dan beli ayamnya dari "kemitraan"  Apa yang bakal terjadi?? 



Khabar komoditi DOC petelor coklat dan DOC pejantan:
1. Harga DOC petelor coklat, pelan tapi pasti mengalami kenaikkan harga Rp. 4.000,-/ekor s/d
Rp. 4.200/ekor. Permintaan mulai ada peningkatan dan cenderung ramai.

2. Harga DOC pejantan cenderung naik di Rp. 3.000,- s/d  Rp. 3.500,-/ekor, dan barangnya ikut-ikutan langka. Pedangagan DOC pejantan dari daerah Tasik dan sekitar berani ambil sendiri ke Bogor atau ke Sukabumi, mungkin sangking takutnya tidak mendapatkan DOC (hal yang tak lazim, bukan..).


Khabar komoditi telor coklat:
1. Harga telor coklat ditingkat peternak, sedikit naik dari Rp. 13.000,-/kg. s/d Rp. 13.500,-/kg. Cenderung merangkak naik. Dan dipasar tradisional naik di angka Rp. 15.500 s/d Rp. 16.000,-/kg

2.Kondisi harga di atas, nampaknya akan bergerak naik. Apa lagi menjelang bulan Puasa yang jatuh pada minggu depan.

3. Kondisi harga telor sudah lebih tinggi dari BEP.

4. Harga daging dari ayam pejantan, juga mengalami kenaikkan tajam, meski harganya lebih rendah dari harga daging ayam broiler, serta barang langka di kandang diharga Rp. 22.000,-/8 onz.

Analisa aktual dari lapangan;
1. Kasus-kasus penyakit dilapangan masih seperti yang terdahulu. Kecenderungan labil, akibat perubahan cuaca yang nggak menentu (hujan dan panas terik yang bergantian).

2. Kenaikkan biaya operasional seperti:
Kelengkapan surat Kendaraan naik, 
Tarif Dasar Listrik 12%-18%, sudah harus di bayar pada bulan Agustus ini dan terakhir
Tarif  TOL naik terutama di Tol Padalarang dan Bandara Cengkareng, meskipun naik Rp. 500,- Kesemuanya sudah terlihat jelas dampaknya.

3. Kenaikkan harga pakan sudah didepan mata: yaitu dengan adanya indikator  pembukaan kran import Jagung pipilan sebanyak 800.000 ton, dan hasil tangkapan ikan oleh Nelayan cenderung  rendah,  karena para Nelayan takut akan gelombang laut yang tinggi, sehingga pasokkan tepung ikan lokal pun mengalami penurunan.

4. Adanya pameran Perunggasan di Jakarta baru-baru ini, beberapa Breeding tidak ambil bagian dalam pameran. Dan nampaknya pakar bersama breeding tidak bisa ambil peranan secara makro dan segera dalam mengatasi situasi ini, apalagi menyangkut Transparansi.

5. Semakin "surem"  di bulan-bulan mendatang, karena sikap aparat dan pejabat hanya lips servise menanggapi keadaan ini, "masalah telor dan daging" akan segera dipelajari segera.
Tapi komentar peternak hal diatas jangan "titik" tapi ada koma yang segera ditindak lanjuti.... karena menyangkut hajat orang banyak, toh....