Selamat Datang - Wel Come

Selamat anda mengunjungi Situs dan menyimak artikel perunggasan dari sumber yang mumpuni.

Selasa, 15 November 2011

Buku: MANAJEMEN PENETASAN AYAM untuk BROILER DAN LAYER

Puji Tuhan. Telah terbit, sebuah buku
MANAJEMEN PENETASAN AYAM UNTUK BROILER DAN LAYER.
ISBN: 978 97 9153 591 5      
Ditulis oleh: IR. SATRIYO  SAPTOROHADI
249 halaman++
Harga jual Rp. 80.000,-/per buku  belum termasuk ongkos kirim.
Sistem pemasaran  ON DEMAND.
Kontak email: ssaptorohadi@yahoo.com
Notice Statement:
Buku MANAJEMEN PENETASAN AYAM UNTUK BROILER DAN LAYER,
Tersebut hanya di cetak dalam bahasa Indonesia dan hanya diedarkan di NKRI.
Penulis sedang mencari Bisnis Partner untuk menerbitkannya ke dalam Bahasa lain.





Selasa, 12 April 2011

TELOR HASIL CANDLING

TELOR HASIL CANDLING
ayam09-ayam2009.blogspot.com./umum

Candling telor tetas, adalah salah satu kegiatan bagian Hatchery, baik itu untuk telor tetas Broiler, Layer, Duck Peking atau untuk telor bebek leher panjang.

Bagi penetasan sekala besar telor tetas Broiler atau layer dilakukan candling umur 18 s/d 18.5 hari sedang bagi penetasan sekala kecil dilakukan umur 10 hari proses penetasan.

Di sini perlakuan candling untuk Duck peking atau bebek leher panjang, umumnya dilakukan pada umur 10 s/d 14 hari.

Pengertian mengenai hasil telor candling,
Masyarakat pada umumnya masih rancu, ada yang menyebut telor calang, telor dingin atau telor infertil, dan layak di konsumsi.
Bagi management Hatchery hal ini tidaklah dijelaskan dengan baik, alias terselubung hingga saat ini.
Jelas alasan Profit yang di pentingkan, pokok telor hasil candling bisa terjual semuanya dan keluar dari bagiannya.

Telor hasil candling yang masih layak di konsumsi.
Seharusnya Telor hasil candling baik itu Broiler, Layer, Duck peking atau bebek leher panjang yang keluar dari Hatchery haruslah yang benar Infertil dan masih layak dikonsumsi.
Dengan ciri-ciri: bersih dari pecahan telor, tidak retak rambut atau pecah, jika diteropong kondisi didalam telor masih bening, terlihat bayangan putih dan kuning telornya masih terpisah. Dan kondisi  kantong udaranya masih kecil.
Pengamatan penulis jumlahnya sekitar 74 % dari total telor hasil candling, untuk kesemua jenis unggas di atas.

Telor hasil candling dan tidak layak untuk dikonsumsi dengan ciri-ciri berikut:
#  Retak rambut, Pecah, Kotor terkena pecahan telor. tidak boleh dijual atau dikonsumsi.

#  Dengan di teropong: jika bayangan telor berwarna merah, ini menunjukkan telor sudah mulai rusak.
Jika bayangan telor berwarna hitam atau kecoklatan, ini menunjukkan telor sudah sangat rusak. Jika bayangan telor terlihat ada gumpalan air yang bergerak-gerak kesana-kemari, ini juga menunjukkan kondisi telor tersebut sudah mulai rusak.
Kondisi telor di atas tidak boleh keluar dari bagian Hatchery. Telor-telor tersebut harus masuk kreteria telor Limbah busuk
Pengamatan penulis jumlahnya sekitar 26 % dari total telor hasil candling, untuk kesemua jenis unggas di atas, Angka persentase tersebut sangat tergantung umur induknya, semakin tua semakin tinggi persentase.

Jadi siapa yang mengawasi komodity ini? agar masyarakat pengguna baik itu untuk usaha makanan kecil, kue atau di asinkan atau yang lainnya terlindungi. Dus masyarakatpun terjaga kesehatannya.

Jangan ada lagi pembiaran dan pembodohan dan jangan lagi yang dipentingkan hanya demi profit.




Kamis, 31 Maret 2011

Kemana Ayam Indukkan Afkir Layer, Mau di Jual?


Kondisi di lapangan saat sekarang ini.
Umum:/ayam09-ayam2009.blogspot.com

Terutama di Pulau Jawa, harga daging hidup ayam indukkan Layer,  memang jatuh... tertekan oleh:
# Kasus Flu burung di Cianjur, Sukabumi dan sekitar terutama di kota sentra kandang ayam..Pembibit.
# Pemberitaan media cetak dan elektronik yang sedikit gencar.

Akibatnya banyak masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga sedikit mengerem dan menjauh dari mengkonsumsi daging ayam:
1. Broiler,
2. Indukkan afkir Parent Stock, Indukkan Grand Parent Stock, baik jenis Layer maupun Broiler.
3. Indukkan afkir Layer Komersiil,
4. Ayam Pejantan
5. Ayam Kampung
dan Unggas yang lain seperti yang lagi ngetrend Duck Pekking serta duck yang lainnya...

Di awal Tahun, si peternak sudah diterjang sunami harga pakan, dan DOC yang semakin naik, dus biaya produksi ikut naik pula. Ibarat kata sudah jatuh tertimpa tangga.
Sudah jamak.. di era Liberalisasi Perunggasan saat ini, semua pihak dan instansi terkait nggak ada yang cari solusinya,  Alasannya Dunia Persilatan Unggas kita sudah seperti Benang Kusut.
Ngga usah di Spin off,  maksudnya di cari ujung dan dilurusin supaya mulus dan fleksible.
Yang penting ada :
#  Sistem efisiensi, rugi... karyawan di PHK. Untung dikontrak dengan upah UMR.
# Sistem silat Lidah Bengkok, Harga DOC bagus ngojok-ngojokin supaya peternak beli.. pas begini susah dia ngumpet tak memperlihatkan batang Tenggorokkannya.

Yang senang... ada...
# Pembibit-pembit bermodal yang siap nyaplok/ngemplok usahanya Peternak Kecil.
# Importir bahan baku Pakan, meskipun harga Komoditi Pakan Dunia/Global menipis akibat gagal panen dan perobahan iklim.
Dia tetap import, toh... kalau di jual di Negara Agraris Ini  tetap ada untung.. Mana mau Importir merugi.
# Ada lagi yang, paling senang, rutin.. terima Implik-Implik... Tak kenal Musim, tak kenal itu Flu Burung/Babi.

Tinggal kita Peternak kecil, yang harus ATM --> amati tiru dan modifikasi dari ilmu dagangnya Pembibit. Sudah saatnya petrenak kecil, INTEGRATED dari beternak, prosesing dan jual sendiri produknya, kalau bisa dan ada waktu Harus bikin Pakan sendiri.

Contohnya, kalau harga indukkan afkir Layer Komersiil, susah jual dan seharusnya Program Chick In.
Tindakkan kita:
- Jual di pasar dalam bentuk olahan seperti abon, ayam goreng atau daging tanpa tulang untuk baso.
   Secara nyicil.
   Soal resep atawa selera... banyak yang tau  tinggal tanya sonder bayar konsultan ...
- Indukkan afkir Layer di Moulting, toh harga Telor Komersil saat ini dan beberapa bulan  kedepan hingga  habis lebaran, bakal naik terus.
- Sering tanya ke Pembibit.... Siapa tau di kasih tau resep yang lebih jitu.

Yang penting ada usaha dan tindakkan, daripada nunggu in si bandar penangkan ayam yang janji -janji melulu, mau nangkap tarsok... tarsok.




Sabtu, 01 Januari 2011

Khabar Aktual Dua Mingguan ke 25

Khabar Aktual Dua Mingguan ke 25 ayam09-ayam2009.blogspot.com. Khabar aktual Kawasan Jabodetabek
Periode: 13 Desember s/d 26 Desember  2010


Khabar komoditi  DOC Broiler:
1. Kondisi harga DOC Broiler kwalitas "super", agak turun sedikit pada kisaran Rp. 4.000,- s/d Rp 4.100,-/ekor.
Jika sampai peternak harga, DOC dalam kondisi harga mulai turun.

2. Barang mudah  didapat di pasaran. baik untuk DOC kualitas Super, kualitas BM atau Polos.
Hal ini ada kaitannya dengan beberapa pembibitan ayam, indukkan muda siap dijual.

3. Harga pakan masih tinggi harganya. Dan ada kemungkinan di minggu-minggu mendatang bakal naik lagi, karena di berbagai sentra produksi Jagung mengalami gagal panen akibat cuaca ekstreem serta kurs mata uang rupiah 9.025 terhadap dollar AS.

Khabar komoditi daging Broiler hidup:
1. Harga ayam broiler di tingkat peternak non kemitraan mengalami sedikit kenaikkan, pada tingkat peternak , antara Rp. 10.500.- s/d Rp. 11.500,- dan permintaan sangat sepi khusus di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang memasuki bulan Jawa Suro. Tapi ada faktor lain yang mempengaruhinya

2. Kalau di pasar tradisionil, tentu harga daging ayam lebih tinggi demikian pula permintaannya cenderung sepi. Daging ayam Dress Rp. 18.000,- s/d Rp. 20.000,-/kg.

3. Ayam ukuran dibawah 1 kilo gram per ekornya  di harga cukup turun sekitar Rp.11.500,-


4. Banyak peternak Broiler masih mengalami kerugian, karena harga DOC "Super" saat itu Rp. 4.800,-/ekor.


Khabar komoditi DOC petelor coklat dan DOC pejantan:
1. Harga DOC petelor coklat, pelan tapi pasti mengalami penurunan, di  Rp. 3.200,-/ekor s/d
Rp. 3.500/ekor. Permintaan agak ramai.

2. Harga DOC pejantan mulai turun di Rp. 1.800,- s/d  Rp. 2.000,-/ekor. Permintaan sepi peternak kecil menunggu situasi daging Broiler naik kembali.

3. Sayangnya harga pakan pejantan masih tinggi saja.

Khabar komoditi telor coklat:
1. Harga telor coklat ditingkat peternak, tetap  Rp. 12.500,-/kg. s/d Rp. 13.000,-/kg.  Dan di agen tradisional berkisar di angka Rp. 14.500 s/d Rp. 15.500,-/kg

2.Kondisi harga di atas, berdampak pada peternak Petelor coklat sedikit "untung".

3. Harga daging dari ayam pejantan, sepi.  Di kandang diharga Rp. 9.000,- - Rp. 11.000,-/8 onz. Banyak peternak merugi.  Hal ini imbas dari harga daging broiler yang  merosot.

Analisa aktual dari lapangan;
1. Harga pakan, belum ada tanda-tanda turun, malahan kemungkinan naik karena faktor kurs rupiah 9.025 terhadap dollar AS.

2. Cuaca di Indonesia hampir tidak menentu, beberapa hari terakhir siang panas terik dan sore tidak turun hujan serta banjir mulai terjadi di mana-mana. Sangat mempengaruhi kesehatan anak ayam maupun ayam umur panen di kandang dan yang berumur tua. Kasus CRD dan e.coli mewabah.

3. Pasca Bencana mbledosnya Gn, Merapi di DIY dan Jateng, mempengaruhi chick in bagi peternak Broiler di sana. Demikian pula kondisi perunggasan di sekitar Probolinggo dan Kab. Malang yang masih terkena abu volkanik Gn Bromo. Serta akibat kualitas air yang tidak bagus, karena mata airnya terrendam banjir lahar dingin Gn. Merapi..
Dampaknya adalah di Jawa Barat dan sekitar, DOC nya banyak masuk ke mitraan bodong, kelak di bulan mendatang di prediksi harga daging Broiler akan terpuruk lagi,

4. Pasar perunggasan memasuki bulan Jawa Suro, dimana banyak masyarakat Jawa yang tidak mengadakan hajatan dus permintaan DOC untuk dipelihara maupun kebutuhan daging ayam berkurang.
 
5.Perlu dicermati masalah ekonomi  global khususnya di daratan Eropa, beberapa negara: Yunani perekonomiannya masih kurang stabil, sekarang ditambah negara Irlandia sedang goncang, masalah keuangan negara. Sedang negara Paman Sam keuangan negara juga mengalami masalah, diterbitkannya dollar baru untuk beli Obligasi yang berdampak nilai kurs terhadap Yuan dan Yen sedikit merosot dan pengangguran masih tinggi pula.

5. Masalah tersebut berpengaruh pula pada perekonian kita, kurs rupiah tidak menguat nyata, walaupun dana asing masuk, tapi kurang menyentuh sektor riil cuma lewat perdagangan saham. Sedikit banyak berpengaruh pada perunggasan kita terutama harga pakan sulit turun. Maklum beberapa bahan baku pakan masih import.
 
6. Rencana Pemerintah import beras dalam jumlah besar, dalam waktu dekat. Kelak akan menjadi alasan bagi pabrik pakan akan menaikkan harga, karena dedak dan bekatul mengalami kelangkaan akibat petani mundur tanam atau produksinya sedikit  menurun.