Selamat Datang - Wel Come

Selamat anda mengunjungi Situs dan menyimak artikel perunggasan dari sumber yang mumpuni.

Selasa, 22 Desember 2009

KONDISI PETERNAKAN AYAM BROILER JABODETABEK DI AKHIR TAHUN 2009

Kondisi Peternakan Ayam Broiler "Jabodetabek" di akhir Tahun 2009.
ayam09-ayam2009.blogspot.com. Kondisi Peternakan Ayam Broiler "Jabodetabek" di akhir tahun ini bisa dibilang mengkhawatirkan?
Mengapa demikian, coba tengok kondisi dilapangan saat ini harga DOC Broiler final stock "super" terpuruk di angka Rp.2.000,- - Rp. 2.200,- per ekor. Hal ini menunjukkan bahwa suplay DOC tersebut di atas sudah melebihi kebutuhan peternak, disertai beberapa faktor lain.

Indikasi awal bakal terjadi situasi ini, sudah terlihat satu hingga  tiga minggu setelah Lebaran tahun ini. Ditandai dengan harga DOC Broiler FS hanya Rp. 3.000,-/ekor bahkan beberapa breeder  melakukan sedikit banting harga istilah populer di kalangan breder sudah main "tembak-tembakan harga".

Normal pada periode tiga minggu tersebut di atas, kondisi suplay DOC Broiler FS akan terjadi kenaikkan, ini dikarenakan bahwa satu minggu jatuh tempo Lebaran, breeder tidak melakukan Setting Telor Tetas.
Dengan kata lain beberapa Breeder melakukan penyimpanan Hatching Egg/telor tetas di Cool room, selama satu minggu penuh dan akan habis dilakukan Setting hingga minggu ke tiga berikutnya.

Pada minggu ke empat hingga seterusnya, suplay DOC Broiler FS seharusnya kembali pada kondisi sebelum periode Lebaran. Tetapi  kenyataan dilapangan terjadi over suplay, dengan ditandai:
1. Harga jual DOC Broiler FS "super" jatuh pada kisaran Rp. 2.200,- per ekor, disertai harga "tembakkan".
2. Banyak anak ayam umur dua-tiga hari (dengan ciri; bulu sayap sudah tumbuh 0.5 - 1.0 cm, kaki kering)
    beredar di Gunung sindur, Parung, Prumpung untuk empan Ikan darat.
3. Banyak bermunculan pedagang Anak ayam warna-warni, di sekitar pasar atau sekolah.

Faktor lain yang mempengaruhi jatuhnya harga DOC Broiler FS antara lain:
1. Mewabahnya penyakit yang disebabkan kuman E. coli terhadap ternak ayam Broiler di kandang.
(Salah satu sebab akibat perobahan iklim dari kemarau ke penghujan).
2.  Pemikiran praktis dari beberapa peternak, dari pada pelihara ayam Broiler FS meski harga DOC murah tapi beresiko, lebih baik alih profesi "sementara".
3. Tidak kalah penting adalah harga jual ayam hidup di tingkat peternak turun, khusus yang berbobot dibawah satu kilo gram. Sedangkan yang berbobot hidup 1.2 Kg ke atas berfariasi di Rp. 13.000,- Alias banyak peternak pada saat ini impas atau balik modal saja atau terjadi sedikit merugi.

Mengapa terulang lagi over suplay DOC Broiler FS?
Seperti halnya pada pebisnis Layer, demikian pula terjadi pada pebisnis Broiler baik dari tingkat breeder maupun peternak komersiil Broiler (Sistem kemitraan atau gurem), menambah populasi dengan harapan harga jual DOC dan ayam hidupnya tetap tinggi, dus dalam angan bakal untung berlipat.

Intinya bahwa karena kondisi di lapangan Tahun 2009 minus bulan November dan Desember, harga DOC Broiler FS bagus berkisar Rp. 3.300,- hingga Rp. 4.300,- per ekor. Dan pada periode tersebut tidak terdengar kegiatan pemusnahan calon anak ayam.
Maka berlomba-lombalah para pebisnis, baik itu modal sendiri maupun dari kucuran Bank (diantaranya Bank plat merah pula)
a. Melakukan infestasi, membuat kandang-kandang baru baik untuk Ayam Parent Stock maupun Final stock.
b. Melakukan intensifikasi kandang, dari sistem open house menjadi Close house,

Sudah tidak menjadi rahasia, yang melakukan kiat tersebut bukan hanya satu dua pebisnis tapi bisa mencapai sepuluh pebisnis, artinya sudah pasti akan terjadi kenaikkan populasi baik Parent stock maupun Final stock dikemudian hari.

Perkiraan Peternakan Broiler Tahun depan ( Th. 2010 )
Bagi pengusaha Breeder, sepulang dari liburan akhir tahun pasti bersiap-siap kumpul, membahas pengendalian suplay DOC Broiler yang beredar, dengan cara yang sudah lazim dilakukan "aborsi" istilah keren mereka .Agar harganya tidak semakin jatuh.
Sayangnya perlakukan tersebut sedikit banyak tidak akan dilakukan oleh beberapa Breeder "diluar yang sudah tercatat ".
Jadi ada kemungkinan harga DOC Broiler FS hanya berkisar Rp. 2.750,- - Rp. 3.000,- per ekor.

Meskipun harga DOC Broiler FS, sedikit terjangkau oleh peternak gurem, sisi lain yang menhadang adalah kemungkinan harga pakan ayam broiler akan naik hingga Rp. 4.750,-/Kg. Hal ini disebabkan  antara lain;

1. Pasokan bahan baku pakan terutama Jagung seluruh Dunia Turun (beberapa Negara penanam Jagung mengalami gagal panen).
Manfaat Jagung tidak lagi dipergunakan sebagai bahan baku pakan ternak melainkan ditingkatkan statusnya menjadi bahan baku BIOETHANOL.
2. Demikian pula bahan baku pakan dari Kedelai Utuh, mengalami penurunan pasokan akibat gagal panen (salah satunya masalah perobahan cuaca/iklim).
3. Perlu di ingat bahwa ekspansi atau intensifikasi perunggasan, tidak hanya terjadi di Indonesia melainkan terjadi pula di negara-negara Asean dan di beberapa negara Timur Tengah.
Jadi secara otomatis kebutuhan bahan baku pakan tersebut di atas akan meningkat volumenya (demand naik tapi supplay menurun, harga-harga komoditi di atas akan melambung). 
4. Yang tak kalah penting harga BBM ditingkat dunia sudah merangkak naik menuju angka $ 100 US/barrel, dus dipastikan ongkos transportasi disemua lini pasti akan naik.

Ketok Pintu Hati:
Wahay....Breeder dan peternak komersiil besar
Jika terjadi begini terus, bisa dikatakan yang punya modal besar "berjaya", yang bermodal kecil bakal "lewat", peternak gurem "tinggal nama", ...lewat segalanya....

Sebaiknya berkumpul, tidak hanya "sekedar" tapi perlu rekonsiliasi, serta memikirkan Blue Print secara nasional untuk kemudian hari.

Sekali lagi Soal ketahanan bahan baku pakan ternak Ayam, Big Question Mark.
Padahal ada peluang bisnis....dan sangat-sangat memungkinkan dilakukan serta dikerjakan sekarang juga dinegeri kita sendiri, bukan di negeri orang lain toh...

Rabu, 02 Desember 2009

Membaca dari situasi peternakan petelor coklat di penghujung tahun 2009

Membaca situasi Peternakan Petelor Coklat di penghujung tahun 2009.
ayam09-ayam2009.blogspot.com. Membaca situasi perunggasan di akhir tahun, khususnya di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok dan Bekasi akan lebih klop bila di kaitkan dengan situasi dan kondisi di lapangan.

Situasi pada bidang usaha ayam petelor;
Kenyataan di lapangan bahwa setelah masa peringatan Hari besar Lebaran tahun ini, harga komoditi telor coklat di tingkat peternak komersil sangat fluktuatif harganya antara Rp.12.000 - Rp.13.500/kg bahkan pernah dibawah harga Rp. 10.000,-/kg.
Barulah diawal Desember tahun ini harga sedikit naik.

Hal ini berbeda dengan situasi di akhir tahun 2008, dimana harga komoditi telor coklat stabil di atas  Rp. 14.000/kg.

Adapun dampak dari situasi tersebut sangat dirasakan oleh peternak komersiil Petelor sebagai produsen karena untungnya tipis sekali. Sedangkan dampak lainnya menerpa pengusaha telor candling baik jenis putih maupun coklat, merugi cukup besar karena hanya sedikit yang diserap oleh pengusaha pabrik roti kelas menengah ke bawah. Dalam arti kata mereka pengusaha pabrik roti sekarang ini lebih suka mempergunakan telor coklat fresh karena harganya terjangkau.

Pandangan kita, tertuju pada beberapa tabiat tertentu dari pengusaha kita, umumnya ialah bila mana harga telor coklat stabil atau lebih dari angka Rp. 14.000,- per kilo gram, maka berbondong-bondong yang ikut-ikutan berusaha di bidang peternakan ayam petelor atau bahkan peternakkan petelor yang dulunya "tiarap" pada bulan Mei-Juni 2009 bangkit kembali. Berharap harga telor coklat seperti di tahun 2008.
Jadi tidak mengherankan bilamana pada saat tertentu seperti di akhir bulan November ini, terjadi kelebihan suplay sedang daya serapnya tetap.

Situasi bidang usaha beeding Farm Layer:
Tabiat seperti di atas, ternyata dilakukan pula oleh beberapa Breeding Farm Layer, alasannya mirip sama dan mereka berkaca pada situasi pertengahan-hingga akhir tahun 2008, dimana  harga DOC Layer saat itu        Rp 6000,- - Rp. 6500,-/ekor.
Jadilah populasi Parent Stock Layer dari awal hingga pertengahan Tahun 2009, bertambah besar jumlahnya, yang berakibat suplay DOC Layer komersiil banyak sekali, harganya mulai jatuh di bulan September hingga bulan ini. Hal ini  terbukti dilapangan yaitu membanjirnya DOC tersebut di lapak Prumpung-Jakarta Timur.
Meskipun harganya hanya Rp. 2000,--Rp. 2.500,-/ekor. peternak petelor komersiil coklat "sungguhan", hanya sedikit yang Chick In (sebagai replacement indukan yang berumur tua/siap afkir).

Alasan mereka cukup realistis; antara lain harga ayam afkir indukkannya rendah kalah bersaing dengan daging ayam Broiler yang perkilonya diharga Rp. 13.500,-Rp. 14.000,-/kg hidup.
Ini terbukti pada hari besar Idul adha, tempo hari, dipasar tradisional banyak dijual indukkan afkir petelor tapi banyak pula yang kembali kekandang semula alias kurang laku.
Pada hal dari hasil penjualan indukkan afkir tersebut, akan diplotkan untuk membeli DOC komersiil Layer.

Jadi situasi pada bulan Desember ini kondisi peternak komersiil Layer cukup riskan dan serba salah, serta berharap cemas akan kelangsungan usahanya. Terutama sekali berharap agar harga pakan tidak naik dan pengusaha Breeding Layer tidak berulah.

Perkiraan peternakan petelor coklat di tahun 2010
Mencermati kondisi tersebut di atas, kita bisa sedikit memperkirakan kondisi peternakan petelor coklat di tahun 2010, harga telor coklat akan berkisar Rp 13.500,-/kg. Tapi DOC layer komersiil harganya akan naik lagi seperti di tahun 2008, karena Breeding Farm Layer sudah barang tentu mengurangi populasi Parent Stocknya atau bahkan beralih ke Parent Stock Broiler.

Lalu bagaimana tentang kondisi peternakan Broiler di tahun 2010, kita ikuti artikel berikutnya.