Selamat Datang - Wel Come

Selamat anda mengunjungi Situs dan menyimak artikel perunggasan dari sumber yang mumpuni.

Rabu, 02 Desember 2009

Membaca dari situasi peternakan petelor coklat di penghujung tahun 2009

Membaca situasi Peternakan Petelor Coklat di penghujung tahun 2009.
ayam09-ayam2009.blogspot.com. Membaca situasi perunggasan di akhir tahun, khususnya di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok dan Bekasi akan lebih klop bila di kaitkan dengan situasi dan kondisi di lapangan.

Situasi pada bidang usaha ayam petelor;
Kenyataan di lapangan bahwa setelah masa peringatan Hari besar Lebaran tahun ini, harga komoditi telor coklat di tingkat peternak komersil sangat fluktuatif harganya antara Rp.12.000 - Rp.13.500/kg bahkan pernah dibawah harga Rp. 10.000,-/kg.
Barulah diawal Desember tahun ini harga sedikit naik.

Hal ini berbeda dengan situasi di akhir tahun 2008, dimana harga komoditi telor coklat stabil di atas  Rp. 14.000/kg.

Adapun dampak dari situasi tersebut sangat dirasakan oleh peternak komersiil Petelor sebagai produsen karena untungnya tipis sekali. Sedangkan dampak lainnya menerpa pengusaha telor candling baik jenis putih maupun coklat, merugi cukup besar karena hanya sedikit yang diserap oleh pengusaha pabrik roti kelas menengah ke bawah. Dalam arti kata mereka pengusaha pabrik roti sekarang ini lebih suka mempergunakan telor coklat fresh karena harganya terjangkau.

Pandangan kita, tertuju pada beberapa tabiat tertentu dari pengusaha kita, umumnya ialah bila mana harga telor coklat stabil atau lebih dari angka Rp. 14.000,- per kilo gram, maka berbondong-bondong yang ikut-ikutan berusaha di bidang peternakan ayam petelor atau bahkan peternakkan petelor yang dulunya "tiarap" pada bulan Mei-Juni 2009 bangkit kembali. Berharap harga telor coklat seperti di tahun 2008.
Jadi tidak mengherankan bilamana pada saat tertentu seperti di akhir bulan November ini, terjadi kelebihan suplay sedang daya serapnya tetap.

Situasi bidang usaha beeding Farm Layer:
Tabiat seperti di atas, ternyata dilakukan pula oleh beberapa Breeding Farm Layer, alasannya mirip sama dan mereka berkaca pada situasi pertengahan-hingga akhir tahun 2008, dimana  harga DOC Layer saat itu        Rp 6000,- - Rp. 6500,-/ekor.
Jadilah populasi Parent Stock Layer dari awal hingga pertengahan Tahun 2009, bertambah besar jumlahnya, yang berakibat suplay DOC Layer komersiil banyak sekali, harganya mulai jatuh di bulan September hingga bulan ini. Hal ini  terbukti dilapangan yaitu membanjirnya DOC tersebut di lapak Prumpung-Jakarta Timur.
Meskipun harganya hanya Rp. 2000,--Rp. 2.500,-/ekor. peternak petelor komersiil coklat "sungguhan", hanya sedikit yang Chick In (sebagai replacement indukan yang berumur tua/siap afkir).

Alasan mereka cukup realistis; antara lain harga ayam afkir indukkannya rendah kalah bersaing dengan daging ayam Broiler yang perkilonya diharga Rp. 13.500,-Rp. 14.000,-/kg hidup.
Ini terbukti pada hari besar Idul adha, tempo hari, dipasar tradisional banyak dijual indukkan afkir petelor tapi banyak pula yang kembali kekandang semula alias kurang laku.
Pada hal dari hasil penjualan indukkan afkir tersebut, akan diplotkan untuk membeli DOC komersiil Layer.

Jadi situasi pada bulan Desember ini kondisi peternak komersiil Layer cukup riskan dan serba salah, serta berharap cemas akan kelangsungan usahanya. Terutama sekali berharap agar harga pakan tidak naik dan pengusaha Breeding Layer tidak berulah.

Perkiraan peternakan petelor coklat di tahun 2010
Mencermati kondisi tersebut di atas, kita bisa sedikit memperkirakan kondisi peternakan petelor coklat di tahun 2010, harga telor coklat akan berkisar Rp 13.500,-/kg. Tapi DOC layer komersiil harganya akan naik lagi seperti di tahun 2008, karena Breeding Farm Layer sudah barang tentu mengurangi populasi Parent Stocknya atau bahkan beralih ke Parent Stock Broiler.

Lalu bagaimana tentang kondisi peternakan Broiler di tahun 2010, kita ikuti artikel berikutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar