Selamat Datang - Wel Come

Selamat anda mengunjungi Situs dan menyimak artikel perunggasan dari sumber yang mumpuni.

Selasa, 19 Juli 2016

Perunggasan Indonesia 2016 (berdasar kenyataan di lapangan)



Perunggasan Indonesia 2016 (setelah babak belur di tahun 2015)
Ada dua fenomena yang terjadi di tahun ini, yakni pada tri wulan pertama dan tri wulan ke dua-tiga.
Triwulan pertama:
Kondisi perekonomian hingga bulan Maret boleh dikatakan masih lambat, yang diakibatkan oleh masih konsolidasinya pelaksana pemerintahan maupun adanya tekanan-tekanan tertentu dari pihak luar,. yang berujung pada nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sekitar Rp. 13.300,-.

Dampak dari babak belurnya perunggasan kita tahun lalu dan masih tingginya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tersebut di atas. Masih mempengaruhi dunia perunggasan kita, seperti harga pakan ayam demikian pula harga obat-obatan, vaksin dan seta vitamin masih tinggi (meski pemerintah telah mengambil kebijakkan melonggarkan bea import), dengan beberapa alasan tersebut diperkirakan pebisnis  Breeding Farm di triwulan tahun ini akan mengurangi Chicks in baik itu untuk: PS maupun GPS. Jika mereka melakukan Chick In secara fulll kapasitas kandang maka cukup banyak dana rupiah yang harus mereka sediakan. (harga DOC PS lebih kurang 2,5 $ US/ekor. Dan DOC GPS lebih kurang 25 $ US/ekor).

Apa yang terjadi perunggasan kita; mulai bulan September yang akan datang?
Jika perkiraan penulis di atas benar maka akan terjadi:
1.   Bagi peternak “gurem” akan sulit membeli DOC Broiler baik itu grade Super atau BM bahkan Grade C sekalipun. 
Peternak “Gurem” akan memperebutkan sisa-sisa DOC kurang lebih sebanyak 45% dari produksi nasional. Mengapa demikian? Karena hampir 55% produksi DOC tersebut masuk ke “kemitraan bodong’.
2.   Harga DOC broiler tersebut di atas akan naik tajam.
3.   Harga daging ayam akan tinggi, tapi tidak berlangsung lama. Harganya tertekan seperti awal tahun (hanya 2-3 hari harga cukup tinggi tapi di hari selanjutnya menurun lagi), terkecuali saat hari raya lebaran, Natal dan tahun baru harganya selalu tinggi. Ini selalu terjadi disaat peternak “gurem” panen, saat itu pula kemitraan “bodong’ juga panen ayam hidupnya dan diikuti pula dilepasnya daging ayam beku dari cool storage milik RPA.  
Gejolak harga tersebut sangat menggagu pendapatan peternak ‘gurem”. Selain selalu kalah bersaing dalam hal modal, inefisien pula dan tidak mempunyai nilai gertak “harga”, dibanding dengan perilaku kemitraan “bodong”.
Atau akan terjadi Harga akan selalu tinggi, bila mana “kemitraan bodong” tak punya rasa malu dan memanfaatkan “aji mumpung” untuk meraup keuntungan, guna menutup kerugian-kerugian bermiliar-miliard rupiah ditahun 2015.

Gejala atau tanda-tanda  di atas sudah terasa dua minggu setelah lebaran kemarin  (6 Juli 2016). Peternak “gurem” agak sulit beli DOC broiler, padahal jika memperhatikan pengalaman tahun-tahun sebelumnya seminggu hingga sebulan setelah lebaran. peternak “gurem” sangat gampang beli DOC dan harganya relatif terjangkau. Kondisii saat ini DOC Broiler grade C: Rp. 4.000,-- Rp. 4.500,-/ekor dan sudah tentu harga DOC grade Super atau BM melebihnya.
Tri wulan ke dua-tiga.
Di akhir bulan April tahun ini terjadi pembocoran data-data klien Mossack Fonseca (warga negara Panama) ke media cetak dan elektronik ke seluruh dunia (kasus “Panama Papers”)
Usulan pemerintah tentang “Tax Amnesti” pun sudah disetujui oleh DPR (bulan Juni), maka  dampaknya bagi dunia perunggasan kita; menjelang akhir tahun, para pebisnis Breeding Farm tersebut akan lebih berani berinvestasi. Karena diprediksi: suku bunga kredit bank akan turun dan nilai tukar rupiah terhadap $ US akan menguat. Hal tersebut imbas dari masuknya dana ratusan triliun rupiah yang terparkir di negara Panama akan segera masuk ke Indonesia, baik itu melalui Bank pemerintah atau Bank swasta.
Catatan: dana tersebut milik orang-orang atau perusahaan-perusahaan dari Indonesia yang disimpan disana guna menghindari pajak negara RI. (sangat disayangkan tercatat ada dua PT, pelaku bisnis Breeding Farm yang tercantum dalam daftar “Panama papers” ).

Pertanyaan bagi kita, apakah pebisnis-pebisnis Breeding Farm dan pebisnis penunjangnya seperti Feed Mill dan Obat-obatan hewan yang bakal mendapat kemudahan dalam pinjam kredit melalui bank, memikirkan agar harga DOC Broiler/Layer, pakan ayam dan Obat-obatan serta vaksin bisa turun? (Bagi Feed Mill, bukankah bahan baku pakan seperti: jagung dan tepung ikan serta kedelai sudah tersedia melimpah dan tak perlu import lagi?).

Pertanyaan berikutnya apakah kemudahan tersebut di atas justru akan mematikan peternak “gurem” dan Breeding Farm Kelas “lokal”, artinya apakah perunggasan kita akan lebih suram dari tahun 2015? (Tanpa kontrol jumlah import DOC Parent stock atau DOC Grand Parent Stock. Semestinya jumlah import tersebut sinkron dengan  kebutuhan daging ayam Broiler nasional, secara riil dan wajar). Jawabannya walau alam, (karena banyak kepentingan-kepentingan, fulus dan tekanan dari luar yang bermain).

Hanya orang-orang “tertentu” yang bisa mengurai benang kusut perunggasan Indonesia tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar