Perunggasan Indonesia 2016 (setelah babak belur di tahun 2015)
Ada dua fenomena yang
terjadi di tahun ini, yakni pada tri wulan pertama dan tri wulan ke dua-tiga.
Triwulan pertama:
Kondisi perekonomian hingga
bulan Maret boleh dikatakan masih lambat, yang diakibatkan oleh masih
konsolidasinya pelaksana pemerintahan maupun adanya tekanan-tekanan tertentu
dari pihak luar,. yang berujung pada nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sekitar
Rp. 13.300,-.
Dampak dari babak belurnya
perunggasan kita tahun lalu dan masih tingginya nilai tukar rupiah terhadap
dollar AS tersebut di atas. Masih mempengaruhi dunia perunggasan kita, seperti
harga pakan ayam demikian pula harga obat-obatan, vaksin dan seta vitamin masih
tinggi (meski pemerintah telah mengambil kebijakkan melonggarkan bea import),
dengan beberapa alasan tersebut diperkirakan pebisnis Breeding Farm di triwulan tahun ini akan
mengurangi Chicks in baik itu untuk: PS maupun GPS. Jika mereka melakukan Chick
In secara fulll kapasitas kandang maka cukup banyak dana rupiah yang harus
mereka sediakan. (harga DOC PS lebih kurang 2,5 $ US/ekor. Dan DOC GPS lebih
kurang 25 $ US/ekor).
Apa yang terjadi perunggasan
kita; mulai bulan September yang akan datang?
Jika perkiraan penulis di atas benar maka akan
terjadi:
1. Bagi peternak “gurem” akan sulit membeli DOC Broiler baik
itu grade Super atau BM bahkan Grade C sekalipun.
Peternak “Gurem” akan memperebutkan sisa-sisa DOC
kurang lebih sebanyak 45% dari produksi nasional. Mengapa demikian? Karena
hampir 55% produksi DOC tersebut masuk ke “kemitraan bodong’.
2. Harga DOC broiler tersebut di atas akan naik tajam.
3. Harga daging ayam akan tinggi, tapi tidak berlangsung
lama. Harganya tertekan seperti awal tahun (hanya 2-3 hari harga cukup tinggi
tapi di hari selanjutnya menurun lagi), terkecuali saat hari raya lebaran,
Natal dan tahun baru harganya selalu tinggi. Ini selalu terjadi disaat peternak
“gurem” panen, saat itu pula kemitraan “bodong’ juga panen ayam hidupnya dan
diikuti pula dilepasnya daging ayam beku dari cool storage milik RPA.
Gejolak harga tersebut sangat menggagu pendapatan
peternak ‘gurem”. Selain selalu kalah bersaing dalam hal modal, inefisien pula
dan tidak mempunyai nilai gertak “harga”, dibanding dengan perilaku kemitraan
“bodong”.
Atau akan terjadi Harga akan selalu tinggi, bila
mana “kemitraan bodong” tak punya rasa malu dan memanfaatkan “aji mumpung”
untuk meraup keuntungan, guna menutup kerugian-kerugian bermiliar-miliard rupiah
ditahun 2015.
Gejala atau tanda-tanda di atas sudah terasa dua minggu setelah
lebaran kemarin (6 Juli 2016). Peternak
“gurem” agak sulit beli DOC broiler, padahal jika memperhatikan pengalaman
tahun-tahun sebelumnya seminggu hingga sebulan setelah lebaran. peternak
“gurem” sangat gampang beli DOC dan harganya relatif terjangkau. Kondisii saat
ini DOC Broiler grade C: Rp. 4.000,-- Rp. 4.500,-/ekor dan sudah tentu harga
DOC grade Super atau BM melebihnya.
Tri wulan ke dua-tiga.
Di akhir bulan April tahun
ini terjadi pembocoran data-data klien Mossack Fonseca (warga negara Panama) ke
media cetak dan elektronik ke seluruh dunia (kasus “Panama Papers”)
Usulan pemerintah tentang “Tax Amnesti” pun sudah
disetujui oleh DPR (bulan Juni), maka
dampaknya bagi dunia perunggasan kita; menjelang akhir tahun, para
pebisnis Breeding Farm tersebut akan lebih berani berinvestasi. Karena
diprediksi: suku bunga kredit bank akan turun dan nilai tukar rupiah terhadap $
US akan menguat. Hal tersebut imbas dari masuknya dana ratusan triliun rupiah
yang terparkir di negara Panama akan segera masuk ke Indonesia, baik itu
melalui Bank pemerintah atau Bank swasta.
Catatan: dana tersebut milik orang-orang atau
perusahaan-perusahaan dari Indonesia yang disimpan disana guna menghindari
pajak negara RI. (sangat disayangkan tercatat ada dua PT, pelaku bisnis
Breeding Farm yang tercantum dalam daftar “Panama papers” ).
Pertanyaan bagi kita, apakah
pebisnis-pebisnis Breeding Farm dan pebisnis penunjangnya seperti Feed Mill dan
Obat-obatan hewan yang bakal mendapat kemudahan dalam pinjam kredit melalui
bank, memikirkan agar harga DOC Broiler/Layer, pakan ayam dan Obat-obatan serta
vaksin bisa turun? (Bagi Feed Mill, bukankah bahan baku pakan seperti: jagung
dan tepung ikan serta kedelai sudah tersedia melimpah dan tak perlu import
lagi?).
Pertanyaan berikutnya apakah
kemudahan tersebut di atas justru akan mematikan peternak “gurem” dan Breeding
Farm Kelas “lokal”, artinya apakah perunggasan kita akan lebih suram dari tahun
2015? (Tanpa kontrol jumlah import DOC Parent stock atau DOC Grand Parent
Stock. Semestinya jumlah import tersebut sinkron dengan kebutuhan daging ayam Broiler nasional,
secara riil dan wajar). Jawabannya walau alam, (karena banyak
kepentingan-kepentingan, fulus dan tekanan dari luar yang bermain).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar