Selamat Datang - Wel Come

Selamat anda mengunjungi Situs dan menyimak artikel perunggasan dari sumber yang mumpuni.

Kamis, 24 September 2009

BERHITUNG CEPAT 2

Berhitung cepat 2:
ayam 09-ayam2009.blogspot.com. Banyak hal yang bisa dibahas dari artikel sebelumnya  (Berhitung cepat 1) Baik itu dari:
- Populasi ayam broiler,
- konsumsi pakan ayam: baik untuk broiler, Parent stok broiler maupun Grand parent stock.
- Hatchery: jumlah mesin setter dan hatcher, jumlah karyawannya.
- Lingkungan: misal pemanfaatan air tanah, pencemaran.Dsb.                                                   

Pembahasan mengenai Populasi Parent Stock ayam broiler:
Memahami dari mana perhitungan populasi ayam broiler yang dipelihara oleh peternak, berikut runutannya DOC broiler didapatkan dari indukkan Parent Stock, sedangkan DOC Parent Stock didapatkan dari indukkan Grand Parent Stock.

Kita sudah tau bahwa di tahun 2008, perkiraan populasi ayam broiler yang dipelihara oleh peternak , sejumlah 1.303.400.000 ekor. Angka ini adalah jumlah anak ayam yang tersedia istilahnya Saleable Chick, secara nasional diperkirakan 83% dari jumlah telor tetas yang masuk mesin tetas (Setter).
Jadi sekarang kita tau bahwa jumlah telor tetas yang masuk kedalam mesin tetas (setter) adalah 1.570.361.500 butir.
Dari angka terakhir tersebut di atas, kita akan tau mengenai jumlah induk Parent Stocknya, dengan perhitungan bahwa 1.570.361.500 butir  setara dengan 91% dari total produk telor indukkan PS.
Jadi perkiraan total populasi induk PS ditahun 2008 adalah 1.725.671.000 dibagi 130, maka akan didapat 13.274.392 ekor induk. (Adapun angka 130, adalah asumsi rata-rata bahwa satu ekor induk PS menghasilkan 130 butir telor tetas selama periode hidupnya).

Di bidang manajemen pemeliharaan PS, populasi tersebut tidaklah dipelihara sekaligus melainkan dibuat tiga termin masuk DOC PS, disebut Chcik in. (Hal ini dimaksudkan untuk kesinambungan produksi).
Pada manajemen Breeding Farm bermodal besar, chick in bisa dilakukan satu bulan sekali, tapi bagi breeding Farm kecil hingga menengah, umumnya Chick in dilakukan tiga - empat bulan sekali.
Jika diambil rata, bahwa Breeding Farm melakukan Chick in empat bulan sekali, maka pihak manajemen PS akan mendatangkan DOC dari Grand Parent Stock sebanyak 4.823.028 ekor calon induk  ( perhitungan dari 13.274.392 ekor dibagi empat, dan hasilnya ditambah 9%).

Pembahasan mengenai Populasi Grand Parent Stock ayam broiler:
Untuk menyediakan DOC PS di tiap termin pada tahun 2008, (sebanyak 4.823.028 ekor calon induk )  maka di pihak manajemen Hatchery GPS akan mempersiapkan telor tetas yang akan di masukkan kedalam mesin setter (setting), sejumlah 15.433.690 butir. (perhitungan dari 4.823.028 dikalikan faktor 3.2, adapun faktor 3.2 adalah asumsi bahwa satu ekor DOC PS didapat dari 3.2 butir telor tetas dari indukkan GPS).

Pada umumnya pola Chick In di GPS sama dengan pada PS,  jadi dari angka telor tetas yang di setting senilai 15.433.690 butir kita akan dapat memperkirakan populasi indukkan GPS/termin. Perhitungannya sebagai berikut:  angka 15.433.690 butir telor tetas (hatching egg) adalah setara dengan 89% dari total produksi indukkan produktif GPS calon induk, atau biasa diistilahkan strain B. Jadi angka yang kita dapatkan adalah senilai 17.341.225 butir telor dari strain B. Nah jika satu indukkan produktif strain B tadi selama periode hidupnya hanya menghasilkan 128 butir saja, maka kita akan tau populasi indukkan strain B adalah 135.478 ekor/termin.
 Kita tau bahwa, ketika Chick in jumlah DOC, harus dilebihkan populasinya, senilai angka kematian hidup+afkir (dari DOC hingga masa afkir indukkan, lebih kurang 11 %). Jadi pemilik GPS sekali Chick in DOC dari GGP kurang lebih 150.380 ekor/termin.
Sayangnya bahwa DOC dari GGP tersebuit 100% harus import, baik itu sebagian berasal dari Eropa maupun Amerika.

Sentil kiri dan kanan:
Baik DOC Parent Stock maupun DOC Grand Parent Stock, umumnya dihargai berdasarkan kurs dollar Amerika. Jadi bisa dibayangkan kebutuhan Dollar Amerika yang harus disiapkan oleh pemilik Breding Farm guna mengimport DOC GPS.
Mengapa kita tidak berupaya memelihara GGP atau bahkan Pure line sekalian, Apakah kita kekurangan tenaga ahli yang berjiwa nasionalis?  Jawabnya sederhana kata pedagang "lebih enak jualan dari pada repot-repot, EGP".
Ibarat sepiring nasi yang direbutkan oleh berbagai tipe orang-orang, lalu dimana dan siapa yang memikirkan master plan untuk ketahanan pangan Nasional Indonesia,  dimasa mendatang, (khususnya sumber protein hewani dari daging ayam)?  Jawabnya  EGP.